Kimono (着物) adalah pakaian tradisional Jepang. Arti harfiah kimono adalah baju atau sesuatu yang dikenakan (ki berarti pakai, dan mono berarti barang).
Pada zaman sekarang, kimono berbentuk seperti huruf “T”, mirip
mantel berlengan panjang dan berkerah. Panjang kimono dibuat hingga
kepergelangan kaki. Wanita mengenakan kimono berbentuk baju terusan,
sementara pria mengenakan kimono berbentuk setelan. Kerah bagian
kanan harus berada di bawah kerah bagian kiri. Sabuk kain yang disebut
obi dililitkan di bagian perut/pinggang, dan diikat di bagian punggung.
Alas kaki sewaktu mengenakan kimono adalah zori atau geta.
Kimono sekarang ini lebih sering dikenakan wanita pada kesempatan
istimewa. Wanita yang belum menikah mengenakan sejenis kimono yang
disebut furisode. Ciri khas furisode adalah lengan yang lebarnya hampir menyentuh lantai. Perempuan yang genap berusia 20 tahun mengenakan furisode untuk menghadiri seijin shiki. Pria
mengenakan kimono pada pesta pernikahan, upacara minum teh, dan acara
formal lainnya. Ketika tampil di luar arena sumo, pesumo profesional
diharuskan mengenakan kimono. Anak-anak mengenakan kimono ketika
menghadiri perayaan Shichi-go-san. Selain itu, kimono dikenakan pekerja
bidang industri jasa dan pariwisata, pelayan wanita rumah makan
tradisional (ryotei) dan pegawai penginapan tradisional (ryokan).
Pakaian pengantin wanita tradisional Jepang (hanayome ishō) terdiri dari furisode dan uchikake (mantel yang dikenakan di atas furisode).Furisode untuk pengantin wanita berbeda dari furisode untuk wanita muda yang belum menikah. Bahan untuk furisode pengantin diberi motif yang dipercaya mengundang keberuntungan, seperti gambar burung jenjang. Warna furisode pengantin juga lebih cerah dibandingkanfurisode biasa. Shiromuku adalah sebutan untuk baju pengantin wanita tradisional berupa furisode berwarna putih bersih dengan motif tenunan yang juga berwarna putih.
Senin, 22 September 2014
Arti Bunga Sakura
Bunga Sakura adalah bunga nasional negeri Jepang. Bunga sakura di Jepang terdiri dari ratusan jenis, jenis yang umum yaitu Prunus × yedoensis (Yoshino Cherry, yang berwarna merah muda dan putih), Sakura Hutan (yang berwarna merah muda dan putih), yamazakura (yang berwarna putih), yaezakura (yang berwarna putih atau ungu kemerahan), shidarezakura (yang rantingnya jatuh seperti pohon willow, bunga berwarna merah) dan lain – lain.
Tidak ada peristiwa di akhir maret hingga awal april yang paling ditunggu oleh masyarakat Jepang selain mekarnya bunga sakura. Saat kuncup-kuncup pink dan putih bunga sakura muncul, itulah pertanda musim semi telah tiba, musim yang menjanjikan masa depan cerah dan penuh dengan harapan. Taman dan kebun yang sebelumnya dipenuhi salju, kini tampak menghangat seiring mencairnya salju.
Mekarnya bunga Sakura memang memiliki makna tersendiri yang mungkin tidak akan pernah bisa terungkapkan dengan untaian kata-kata. Sebuah makna kesejukan, keheningan, kebahagiaan dan ketenangan. Sakura juga bermakna perpisahan saat bunga sakura mulai jatuh berguguran di tiup angin.
Kecantikan bunga sakura juga memiliki arti spiritual dan filosofis tentang kehidupan manusia. Bagi orang Jepang, bunga itu menyimbolkan kegembiraan dan kesedihan serta mengingatkan manusia untuk selalu bersyukur dalam menghargai kehidupan dan kesedihan.
Sakura juga mengingatkan bahwa segalanya memiliki kebalikan. Ada sedih, ada gembira. Ada hidup, ada saatnya mati. Ada saatnya merekah dengan indahnya dan ada saatnya berguguran. Dan itulah yang bunga sakura lakukan, mekar dengan memberikan keindahan bagi jiwa-jiwa yang berkelana. Itulah mengapa di setiap mekarnya bunga sakura, keluarga jepang merayakannya dengan berkumpul bersama, menyusuri taman sembari melakukan renungan dan menikmati hidangan di bawah pohon sakura. Perayaan ini dinamakan “Hanami”.
Hanami dapat diartikan juga dengan melihat atau memandang bunga.Bunga sakura tidaklah lama berkembang terus, cepat sekali bungannya runtuh dan berganti daun yang baru bersemi lagi, di tahun yang akan datang bunga sakura baru bersemi lagi, makanya kalau ngak cepat-cepat melihat nanti sudah berubah jadi daun semua.Maklum cuma setahun satu kali bisa melihat bunga sakura, jadi kalau nggak melihatnya sangat menyesal sekali deh!. Perayaan Hananami ini merupakan sebuah perayaan turun-temurun di masyarakat Jepang. Tercatat semenjak sekitar tahun 794, para petinggi atau aristokrat mengadakan pesta menyambut mekarnya bunga sakura. Tradisi itu menjadi acara ritual keagamaan di Jepang. Biasa diadakan upacara doa sebelum musim tanam, dengan harapan para petani mendapat sukses besar pada musim panen raya nanti.Bunga sakura tidaklah lama berkembang terus, cepat sekali bungannya runtuh dan berganti daun yang baru bersemi lagi, di tahun yang akan datang bunga sakura baru bersemi lagi, makanya kalau ngak cepat-cepat melihat nanti sudah berubah jadi daun semua.
Periode berbunga pada pohon sakura ini sangat pendek, yang di Jepang dikenal dengan suatu kata kiasan yakni “7 hari bunga sakura”, yang artinya bahwa sejak sakura mulai mekar lalu layu kembali waktunya kurang lebih 7 hari, dan keseluruhan pohon sakura sejak bunga pertama mulai mekar hingga seluruh bunganya layu kurang lebih memakan waktu setengah bulan.
Di Jepang, bunga sakura dianggap sebagai pembawa rejeki dan keberuntungan. Pada upacara pernikahan dan perayaan tradisional lainnya, seringkali diharuskan meminum sup bunga sakura yang direbus dengan kelopak bunga sakura dalam sebuah wadah keramik, yang maknanya menyerap makna keberuntungan yang terkandung di dalam bunga sakura.
Musim mekarnya bunga sakura adalah pada bulan April, yang juga bertepatan dengan awal masuk sekolah, dan masuk kerja di Jepang, yang merupakan suatu titik balik terbesar dalam hidup manusia, oleh karena itu bunga sakura juga melambangkan masa depan yang penuh sinar cerah dan harapan.
Sabtu, 20 September 2014
Kehidupan Di Jepang Setiap Bulannya..
Walaupun demikian, terdapat perbedaan iklim yang mencolok antara
wilayah bagian utara dan wilayah bagian selatan. Pada musim dingin,
Jepang bagian utara seperti Hokkaido mengalami musim salju, namun
sebaliknya wilayah Jepang bagian selatan beriklim subtropis. Iklim juga
dipengaruhi tiupan angin musim yang bertiup dari benua Asia ke Lautan
Pasifik pada musim dingin, dan sebaliknya pada musim panas.
Karena keadaan iklim dan musim yang berbeda inilah, akan membahas setiap bulan mulai dari Januari sampai Desember di Jepang, dan apa saja kegiatan orang-orang di sana. Pembahasan ini berdasarkan buku ’12 Cerita Rakyat Jepang dan Musim-musim yang Mengiringinya’ yang diterjemahkan oleh Shito Naoko.
Bagaimanakah bulan Januari di Jepang?
Karena keadaan iklim dan musim yang berbeda inilah, akan membahas setiap bulan mulai dari Januari sampai Desember di Jepang, dan apa saja kegiatan orang-orang di sana. Pembahasan ini berdasarkan buku ’12 Cerita Rakyat Jepang dan Musim-musim yang Mengiringinya’ yang diterjemahkan oleh Shito Naoko.
Bagaimanakah bulan Januari di Jepang?
Tahun Baru di Jepang diawali dengan kata ‘akemashite omedetou’, yang artinya “Selamat Tahun Baru”. Di tengah-tengah putihnya salju, orang-orang pergi untuk melihat matahari tahun baru atau mengunjungi kuil untuk memohon kesehatan pada tahun ini. | |||
Hawanya sangat dingin, tetapi saat sinar matahari menyusup ke dalam udara yang dingin pada pagi hari yang cerah, keindahannya tak ada kiranya di dunia ini. Di rumah, orang-orang melewati waktu dengan riang sambil makan osechi, yakni masakan khusus untuk Tahun Baru atau kue beras atau mochi. | |||
Yang menyenangkan juga adalah Kartu Tahun Baru. Di Jepang, orang-orang saling mengirimkan kartu pos itu di antara teman atau kenalan. Gambar 12 shio binatang tergambar pada kartu tahun baru itu. | |||
Bagaimanakah bulan Februari di Jepang? | |||
Bulan Februari di Jepang adalah bulan di mana banyak salju turun. Di daerah utara, semuanya memutih akibat salju, misalnya jalan, atap rumah, dan puncak gunung. Salju sangat indah, dan berkat salju tersebut kami bisa bermain ski atau bermain lempar-lemparan gumpalan salju. Sebaliknya, yang menyusahkan adalah jika terjadi salju longsor, lumpuhnya lalu lintas atau banyaknya orang yang masuk angin. | |||
Tetapi setelah melewati pertengahan bulan Februari, hari-hari dingin dan hari-hari hangat datang bergantian. Hal ini menunjukkan musim semi telah mendekat. Di tempat yang hangat, bunga-bunga mulai mekar, misalnya di Tokyo, bunga plum menjadi indah.Saat bunga plum menjadi indah, burung bulbul mulai beterbangan di sekitar pohon plum. Burung bulbul adalah burung yang berwarna hijau muda dan bersuara merdu. | |||
Bagaimanakah bulan Maret di Jepang? | |||
Salju telah meleleh dan sinar musim semi yang hangat mulai bertaburan di
permukaan tanah yang beku. Pucuk-pucuk tumbuhan mulai muncul, ulat-ulat
yang bangun dari tidurnya selama musim dingin merangkak keluar, dan
burung-burung mulai berkicau di langit. Tanggal 3 Maret di Jepang adalah
hari perayaan momo atau buah persik.Keluarga yang memiliki anak perempuan merayakan hinamasturi untuk
mengharapkan kebahagiaan serta pertumbuhan anak perempuan itu.
Orang-orang menghiasi panggung kecil berbentuk tangga yang berwarna
merah dengan boneka, kue beras berwarna-warni yang berbentuk belah
ketupat, sake manis, dan bunga persik yang berwarna merah muda. Lalu
mereka menghabiskan waktu bersama. *) Bunga persik mekar pada Maret, tetapi baru berbuah pada bulan Juli atau Agustus. Bagaimanakah bulan April di Jepang? Bunga sakura yang terkenal di Jepang mekar pada bulan April. Untuk mengikuti mekarnya bunga sakura di berbagai belahan Jepang, surat kabar terus memuat artikel tentang sakura, misalnya Hana-dayori atau Sakura zensen.Pada waktu ini, orang-orang Jepang biasanya menikmati keindahan bunga. Orang yang datang sekaligus berduyun-duyun ke tempat yang terkenal akan keindahan sakura. Di bawah pohon sakura, mereka makan-makan dan minum-minum. Pada jaman dahulu, menikmati keindahan sakura adalah ritual suci, tetapi sekarang berubah menjadi acara yang ramai. Ketika bunga sakura mekar di daerah tengah Jepang, di daerah utara salju baru meleleh, sebaliknya, di daerah selatan, musim panas hampir bermula. Bagaimanakah Bulan Mei di Jepang? Bulan Mei di Jepang adalah musim segar kehijauan-hijauan, yang berkilau-kilau saat baru lahir. Tanggal 5 Mei adalah hari perayaan Tango. Jika 3 Maret adalah perayaan untuk anak perempuan, 5 Mei adalah perayaan untuk anak laki-laki. Koinobori, atau semacam bendera layang-layang ikan yang dikibarkan di langit, adalah pemandangan yang biasa pada musim ini. Menurut tradisi, koinobori dikibarkan tinggi-tinggi di langit untuk mengharapkan sukses dalam kehidupan. Musim ini juga merupakan musim menanam benih padi yang muda disawah. Di Jepang juga orang-orang menanam padi seperti di Indonesia.Sawah-sawah yang penuh dengan air sedikit demi sedikit berubah menjadi permadani hijau. Bagaimanakah bulan Juni di Jepang? Bulan Juni di Jepang adalah bulan yang penuh dengan turunnya hujan. Ketika musim berubah dari musim semi ke panas, hujan turun terus-menerus. Musim ini disebut tsuyu atau musim hujan. Tsuyu mirip dengan musim hujan di Indonesia, tetapi tsuyu hanya berlangsung selama kira-kira satu bulan. Bagi para petani Jepang, tsuyu adalah hujan penuh berkah. Air yang dibawa oleh hujan memberi nutrisi kepada padi di sawah, dan berkat air itu, orang-orang bisa bercocok tanam padi di sawah yang sama secara terus-menerus. Hujan di bulan Juni sangat penting bagi pertanian jepang. Bagaimanakah bulan Juli di Jepang? Pada bulan Juli, musim hujan mulai selesai, bermula dari daerah selatan menuju ke utara Jepang. Matahari setelah selesainya musim hujan bersinar menyilaukan, dan datanglah musim panas. Dari balik gunung atau laut muncullah gumpalan-gumpalan awan raksasa. Tanggal 7 adalah hari perayaan Tanabata. Perayaan ini berasal dari Cina, namun sekarang telah diserap oleh Jepang. Sejak jaman Edo ada kebiasaan di kalangan masyarakat Jepang untuk menuliskan harapn dan keinginannya di kertas berwarna-warni yang berbentuk persegi panjang, lalu menghiasinya pada daun bambu sambil memohon semoga keinginannya tercapai. Langit malam yang indah bulan Juni, bintang kecil bertaburan, dan galaksi Bimasakti pun tampak seperti sungai yang mengaliri langit. Dua bintang mengapit Bimasakti, tampak lebih terang dibanding bintang-bintang lainnya. Kedua bintang itu bernama Altair dan Vega. Hanya sekali dalam setahun, yakni pada tanggal 7 Juli, mereka bertemu. Bagaimanakah bulan Agustus di Jepang? Musim panas di Jepang sangat panas seperti di Indonesia. Sekolah-sekolah memasuki liburan musim panas. Langit biru dan bunga matahari berwarna kuning cerah. Di pemandian-pemandian laut terdengar suara ceria anak-anak yang bermain dengan riang gembira. Pada musim panas ada banyak hal-hal yang menyenangkan. Yang sangat ramai adalah festival musim panas dan hanabi atau pesta kembang api pada malam hari. Pasar malam berderet dan kembang api yang memancar di langit malam sangat indah. Dari tanggal 13 sampai 15 ada perayaan ‘Obon’. Obon adalah acarayang mirip dengan Dulang di Indonesia. Pada hari ini, roh orang yang sudah meninggal dan nenek moyang dijemput kembali ke rumah. Setelah melewati pertengahan bulan, musim panas mendekati akhirnya. Di laut, para pengunjung mulai berkurang. Bunyi ombak yang ramai dengan banyaknya orang-orang tadi, sekarang tampaknya merasa sedih. Bagaimanakah bulan September di Jepang? Musim gugur telah tiba. Bulan ini juga merupakan musim badai. Para petani khawatir akan datangnya hujan atau angin sebelum panen padi atau buah-buahan. Namun sesudah bertiup angin yang kuat, langit hari itu menjadi terang dan pada malam harinya bulan bercahaya nan kemilau. Di Jepang ada kebiasaan menikmati terangnya cahaya bulan pada purnama bulan September, untuk berterima kasih atas hasil panen musim gugur. Pada hari yang bulannya tampak paling indah di sepanjang tahun itu, orang-orang yang berterima kasih atas hasil panen musim gugur meletakkan alang-alang, ubi, kastanye, dan kue bola sebagai sesajen. Ada juga perayaan yang disebut Keiro, yaitu menghormati orang yang tua di Jepang, yakni menghormati para orang tua yang telah banyak berjasa bagi masyarakat dan merayakan panjangnya usia mereka. Bagaimanakah bulan Oktober di Jepang? Langit Oktober berwarna biru cerah. Sawah-sawah berwarna emas. Musim yang ditandai dengan kegiatan memotong padi ini adalah musim yang menyenangkan—tidak panas dan tidak dingin. Setelah permulaan musim gugur berlalu, udaranya menjadi semakin dingin dan kedaunan yang tadinya berwarna hijau berubah menjadi warna merah atau kuning. Orang-orang pergi ke gunung untuk mencari pemandangan indah dan menikmati daun-daun pohon yang memerah atau menguning. Ini merupakan kebiasaan orang Jepang, yaitu mementingkan perubahan musim. Musim gugur adalah musim membuahkan berbagai macam hal, bukan hanya padi dari sawah, kastanye, buah kesemek, sayur-sayuran, serta buah-buahan, namun juga membuahkan kegembiraan. Orang-orang Jepang bertambah nafsu makannya. Bagaimanakah bulan November di Jepang? Pada bulan November, hawa dingin mulai terasa pada pagi dan sore. Daun-daun pohon menjadi semakin cerah. Di daerah utara, embun es mulai turun, dan di gunung yang tinggi salju mulai turun.Musim potong padi yang sibuk telah selesai dan cuaca cerah terus berlangsung.Pada bulan ini, ada acara untuk merayakan anak yang telah berumur 3, 5, dan 7 di Jepang. Keluarganya saling gembira tumbuhan dan kesehatan anak setiap tahun. Anak-anak memakai pakaian tradisional Jepang yang disebut kimono dan berzarah ke kuil Shinto. Bulan November di Jepang juga merupakan musim perpindahan burung. Dari negeri-negeri utara yang jauh dan lebih dingin daripada Jepang, berbagai jenis burung seperti angsa, burung bangau, dan angsa liar bermigrasi ke Jepang. Selama musim dingin, mereka melewatkan waktu di Jepang yang tidak begitu dingin. Bagaimanakah bulan Desember di Jepang? Pada bulan Desember, siang menjadi pendek dan hawa dingin mulai menusuk. Binatang-binatang seperti ular, katak, atau beruang memasuki periode mati suri, yakni tidur selama musim dingin. Sejak dahulu, bulan Desember adalah bulan yang sangat sibuk karena merupakan bulan di penghujung tahun sekaligus persiapan untuk menyambut Tahun Baru. Salju mulai turun sekitar hari Natal, dan tempat ski mulai ramai dengan orang-orang yang bermain ski. Di Jepang ada kebiasaan untuk memakan soba khusus, yaitu semacam mi khas Jepang pada malam Tahun Baru yang disebut dengan toshikoshi soba. Soba ini dimakan bersama-sama seluruh anggota keluarga pada malam itu. Lonceng pada malam Tahun Baru menandainya berakhirnya satu tahun yang telah lalu. Pada waktu itu orang-orang membuang seratus delapan nafsu jahat dan menyambut Tahun Baru. |
Langganan:
Postingan (Atom)