KOMPAS.com — Wali Kota
Bandung Ridwan Kamil mengatakan, pertumbuhan ekonomi Kota Bandung saat
ini sudah bagus. Namun, hal tersebut bisa terancam dengan kondisi
transportasi "Kota Kembang".
"Dalam pembahasan pengendalian
ekonomi dengan pemerintah pusat, Bank Indonesia, dan pemda terkait, saya
sampaikan pertumbuhan ekonomi di Bandung akan terancam kalau
transportasi massal tidak hadir di sini," ujar pria yang kerap disapa
Emil ini, seusai pertemuan dengan Bank Indonesia, Kementerian Keuangan,
dan Pemprov Jabar di Bandung, Selasa (11/11/2014) malam.
Emil
menjelaskan, minimnya transportasi massal di Bandung membuat orang
menghabiskan waktu di jalan. Padahal, waktu tersebut bisa digunakan
untuk pekerjaan yang lebih bermanfaat dan menguntungkan. Kemacetan juga
berimbas pada kebutuhan BBM yang meningkat.
Padahal, dengan
rencana kenaikan harga BBM bersubsidi dan semakin sulitnya stok BBM,
seharusnya warga lebih efektif menggunakan BBM.
Tak hanya itu,
saat ini, Bandung merupakan kota metropolitan. Sebagai kota
metropolitan, basis pertumbuhan ekonomi berada pada sektor perdagangan.
Hal ini berbeda dengan Jawa Barat umumnya yang berbasis pada industri
dan pertanian.
Karena itu, ia meminta pemerintah pusat,
provinsi, maupun BI bisa membantu untuk mengendalikan inflasi agar daya
beli masyarakat tidak turun. Sebab, jika daya beli masyarakat turun,
otomatis akan berpengaruh terhadap sektor perdagangan yang menjadi
andalan Kota Bandung.
Ridwan Kamil menjadi salah satu peserta
yang hadir dalam acara rapat koordinasi Bank Indonesia, pemerintah
pusat, dan pemerintah daerah.
Salah satu bahasan dalam pertemuan
tersebut adalah dampak kenaikan harga BBM bersubsidi yang kemungkinan
besar naik bulan ini terhadap inflasi.
BI pun mendorong
pemerintah daerah untuk mengambil beberapa langkah antisipasi menjelang,
saat, dan setelah kenaikan harga BBM bersubsidi, terutama kenaikan
tarif angkutan umum.
Sumber : Kompas
Senin, 17 November 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar